PERNAHKAH ANDA BELAJAR UNTUK BELAJAR?
Pernahkah anda membaca buku Quantum Learning , The Learning Revolution dan Accelerated Learning? Atau buku-buku karya Tony Buzan tentang Pemetaan Pikiran, Master Your Memory, Master Your Mind, Use Your Head, dan buku-buku dengan tema sejenis?
Terjemahan buku-buku ini saya baca belasan tahun yang lalu. Dan buku aslinya terbit beberapa tahun sebelumnya. Bahkan lebih lama lagi!
Sampai sekarang pun, saya masih tergila-gila kepada buku-buku dengan tema seperti ini.
Terakhir, buku yang saya beli adalah Unlimited. Ini adalah penyempurnaan dan upgrade dari buku seri The Learning Revolution. Buku ini akan saya bahas di artikel yang lain.
Saya rasa sih sampai sekarang, buku-buku dengan tema seperti ini masih sangat asing di kalangan pelajar dan mahasiswa, apalagi kalangan professional.
Pernahkah anda belajar untuk belajar?
Pertanyaan yang sebetulnya aneh, karena minimal 12 tahun dalam hidup kita, kita habiskan untuk “belajar” di sekolah.
Tapi bukan ini “belajar” yang saya maksud.
Di sekolah, kita belajar Sejarah, Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Akuntansi, Ekonomi, Manajemen,dan puluhan subyek yang lainnya.
Tapi, pernahkah anda “belajar untuk belajar”? Pernahkah anda mempelajari cara belajar yang efektif dan efisien untuk subjek tertentu? Atau berusaha meningkatkan kemampuan belajar anda?
Tidak pernah, itu jawaban teman-teman sekolah dan kuliah saya beberapa tahun yang lalu. Tidak ada waktu, mereka sibuk dengan mata pelajaran dan mata kuliah yang menumpuk, tidak mungkin lagi menambah satu lagi “subjek”. Itu alasan utama mereka. Ketika saya sudah bekerja, jawaban yang saya dapatkan lebih “ajaib” dari teman-teman kerja di kantor. Hampir semuanya menjawab, “Aduhh..ngga sempat dong, dan kayaknya otak saya sudah mentok, ngga bisa dipake belajar lagi!”.
Menyedihkan dan ironis, padahal mereka masih berumur awal tiga puluhan.
Prihatin, ingin tertawa, sedih, kesal, gemes, semua perasaan itu bergabung menjadi satu ketika mendengar jawaban-jawaban itu.
Mereka tidak mensyukuri “processor” yang lebih kuat dan hebat dibanding komputer mana pun yang pernah ada di dunia ini, yaitu otak mereka. Mereka tidak tahu betapa besar potensi yang mereka miliki, yang ada di dalam kepala mereka, jika saja mereka tahu bagaimana memaksimalkannya.
Seharusnya, di sekolah-sekolah ditambah mata pelajaran baru, “Belajar Untuk Belajar”. Agar setiap orang bisa memaksimalkan potensi luar biasa menakjubkan yang diberikan Tuhan kepada setiap orang.
Ketika masih banyak siswa yang tidak lulus walaupun dengan nilai standar kelulusan yang tergolong sangat rendah, ini tidak menunjukkan kondisi sebenarnya dunia pendidikan di Indonesia. Ini hanya kasus “Salah Asuhan”. Kondisi tersebut hanya menunjukkan bahwa ada sesuatu yang salah, ada sesuatu yang harus dirubah di dalam dunia pendidikan kita.
Dengan mempelajari cara belajar yang efektif dan efisien, setiap orang akan memiliki kemampuan belajar yang lebih baik. Karena, mereka bisa berakselerasi dalam menyerap pengetahuan. Dalam waktu yang sama, dengan kemampuan belajar yang lebih baik, mereka akan menyerap jauh lebih banyak pengetahuan dibanding kondisi sebelumnya.
Para murid bisa jauh lebih berprestasi, kualitas para Guru akan jauh lebih baik. Setiap orang akan menjadi “lebih ahli” di bidang yang mereka geluti.
Jika guru dan murid, dosen dan mahasiswa, orang tua dan anak, pemimpin dan rakyat bersinergi, bekerja sama untuk meraih kemampuan belajar yang jauh lebih baik, maka akan menghasilkan efek yang sangat luar biasa besar bangsa ini.
Secara keseluruhan, pastinya akan meningkatkan kualitas sebuah bangsa. Akan menghasilkan generasi yang jauh lebih baik di masa kini dan masa depan. Bukan hanya sekedar generasi Facebook dan Blackberry.
Yang kita perlukan hanyalah sedikit saja membuka mata dan pikiran kita untuk mau mempelajari bagaimana cara belajar yang baik, efektif dan efisien.
Di pojok kantor seorang perantau,
Sabtu, 19 Desember 2009, 00:31
Didaytea