Mission (Not) Impossible: Menghafal Al Qur’an
Berapa banyak surat dalam Al Qur’an yang anda hafal sekarang?
Lima, enam, sepuluh, dua puluh, juz, atau anda sudah hafal seluruh Al Qur’an? Jika tidak ada diantara pilihan tersebut yang menjadi jawaban anda, silahkan lanjutkan membaca.
Apakah anda hafal Juz 30? Atau yang lebih popular dengan sebutan Juz ‘Amma?
Saya sendiri, sudah hampir mendekati tiga dasawarsa hidup di dunia ini sebagai muslim. Bisa membaca Al Qur’an sejak umur 7 tahun. Logikanya, secara itung-itungan kasar, sebagai muslim, tidak mungkin jika kita tidak hafal Al Qur’an sama sekali kan? Pasti ada beberapa surat yang kita hafal di luar kepala.
Tapi logika lain juga bertanya, kenapa hafalan kita hanya itu-itu saja? Sejak lulus SMP, tiap tahun selalu punya target untuk menghafal Juz ‘Amma. Dan hasilnya? Nihil.
Sampai sekarang, hanya 18 surat dari 37 surat di dalam Juz 30 yang saya hafal. Dan bodohnya, ini sama persis dengan hafalan saya ketika keluar sekolah. Itu berarti, selama hampir sepuluh tahun, hafalan saya tidak bertambah satu ayat pun! Padahal, 18 surat itu saya hafal tidak sampai sepuluh tahun.
Tulisan ini saya tulis untuk memotivasi diri saya sendiri, agar sadar betapa bodohnya seorang SAYA, yang selama bertahun-tahun, masih saja berkutat dengan hafalan yang itu-itu saja. Usaha yang ada bukannya untuk menambah hafalan, tapi yang ada saya malah kerepotan untuk menjaga agar tidak melupakan hafalan yang sudah ada.
Tulisan ini memuat kompilasi metode, yang saya kumpulkan dari beberapa sumber. Tentunya tidak akan mutlak bisa meningkatkan jumlah hafalan kita. Dan belum bisa dijadikan sebagai standar yang eksak dalam metode manghafal Al Qur’an. Tapi setidaknya, kita bisa menyadari, dan kita bisa mengetahui cara baru untuk tidak menjadi seorang muslim yang bodoh, yang selama puluhan tahun, hanya hafal surat yang itu-itu saja.
Walaupun sudah terlalu banyak basa basi, tapi sekarang kita mulai langkah kita untuk menuju hafizh Qur’an, Insyallah!
1. Motivasi. Cari keutamaan orang yang menghafal Al Qur’an. Baca kisakisah orang yang hafizh Qur’an. Dan rasakan diri anda “terbakar” motivasi untuk menghafal Al Qur’an.
2. Kondisikan otak kita untuk dapat lebih mudah “memasukkan” data.
Seorang teman pernah berkata: “saya lebih baik mendengar murottal daripada mendengar musik klasik, yang katanya bisa mencerdaskan”.
Hal ini bisa dikonfrontir dengan penjelasan sederhana.
Musik klasik, bukan hanya sekedar musik. Dia berbeda dengan lagu-lagu cengeng, lagu-lagu cinta, lagu-lagu penuh aroma nafsu dan maksiat yang selalu menjadi trend.
Otak kita, ternyata mempunyai empat frekuensi: Beta, Alfa, Theta dan Delta. Frekuensi terbaik untuk mendapatkan kondisi paling ideal dan paling mudah untuk “menerima sesuatu yang baru” dan “memasukkan data” ke dalam memory jangka panjang kita, adalah kondisi Alfa, dengan frekuensi gelombang otak 8- 12 cps (cycle per second). Kondisi ini di dalam buku Revolusi Cara Belajar disebut kondisi “WASPADA-RELAKS”.
Sayangnya, kondisi ini sering dicapai ketika seorang manusia berada di alam bawah sadar. Kondisi umum yang kita alami, ketika kita sepenuhnya sadar adalah kondisi Beta, 13- 25 cps.
Musik klasik, dengan ketukan tertentu dan jenis tertentu yang tepat, berfungsi seperti garpu tala, yang mensikronisasi gelombang kita ke dalam gelombang otak kondisi Alfa tadi.
Masih di dalam buku Revolusi Cara Belajar, musik yang diusulkan untuk “menyetel” otak kita ke dalam kondisi Alfa adalah Handel, Water Music dan Vivaldi, Four Seasons.
Sebelum memulai “misi” anda, coba dengarkan music klasik, 3 sampai 5 menit. Insyaallah, otak dan hati anda akan lebih siap untuk menerima Al Qur’an ke dalamnya.
3. Petakan Al Qur’an. Seperti orang yang akan berjuang ke medan perang, kita harus mengetahui bagaimana susunan, komposisi, dan bagaimana “bentuk” Al Qur’an yang kita hafal tersebut. Sehingga kita akan memiliki gambaran dan bayangan, bagaimana, seperti apa dan mulai dari mana.
Juz 30 memiliki 37 Surat, dengn surat terpanjang adalah Surat An Nazi’at(Surat ke-79), 46 Ayat, dan Surat terpendek adalah Surat Al Kautsar (Surat ke-108), 3 ayat.
Total, ada 563 ayat yang ada di dalam Juz 30.
Durasi (Menit) | Jumlah Surat | Jumlah Ayat | Jumlah Surat | |
< 1 | 12 | < 10 | 18 | |
1 – 2 | 13 | 11 – 20 | 9 | |
2 – 3 | 6 | 21 – 30 | 6 | |
3 – 4 | 3 | 30-40 | 2 | |
4 – 5 | 3 | > 40 | 2 | |
Total | 37 | Total | 37 |
Jika satu hari kita bisa menghafal satu ayat saja, dalam dua tahun kita akan bisa menghafal Juz 30 ini.
4. Luangkan waktu khusus dan buat target, minimal menghafal satu ayat satu hari. Pola terbaik untuk hafalan harian adalah sebelum tidur menghafal, dan bangun tidur mereview. Karena, apa yang kita baca dan hafalkan sebelum tidur akan diproses oleh otak pada saat tahap awal tidur dan tidur itu sendiri. Seperti sudah disebutkan di poin sebelumnya, tentang empat frekuensi. Ketika tidur, kita akan mengalami kondisi Alfa. Dan ketika bangun tidur, otak kita tentunya masih segar untuk merecall apapun yang sudah diinput sebelum tidur. Ketika sholat shubuh, jika sempat, lakukanlah Qiyamul Lail.
Sejak dari rumah hingga masjid, kita punya peluang sholat 6 rakaat. Dua rakaat, sholat syukrul wudhu, dua rakaat sholat tahiyyatul masjid, dan dua rakaat sholat sunnah Qobla subuh (yang lebih baik dari dunia dan segala isinya!). Reviewlah hafalan anda pada sholat-sholat tersebut.
5. Bacalah dengan terjemahannya. Sehingga ketika membaca, bibir kita mengucapkan Ayat, dan di pikiran kita otomatis mengikuti dengan terjemahannya. Lebih banyak koneksi di dalam otak kita, lebih mudah kita mengingat. Dan tentunya lebih baik untuk keilmuan kita kan?
6. Review bacaan ketika sholat sunnah. Rawatib, Syukrul Wudhu, Qiyamul Lail, Tahiyyatul Masjid, terutama ketika sholat Jum’at, kita mempunyai banyak waktu di waktu tersebut jika datang lebih awal.
7. Sering-seringlah mendengarkan murottal, ikuti bacaan pelantun. Gunakan waktu luang anda semaksimal mungkin. Ketika macet, daripada mengumpat-ngumpat dan mengeluh, setel saja murottal. Jika anda melakukan perjalanan jauh, dengarkan murottal dari pemutar musik di telepon selular anda. Maksimaldan dan optimalkan waktu anda sebaik mungkin.
8. Perbaiki tajwid! Ini yang paling penting. Ada gurauan satir terhadap kemampuan orang Indonesia membaca Al Qur’an. Orang Indonesia-walaupun tidak semua, tapi banyak sekali-, suka “ngasal” kalau membaca Al Qur’an. Coba saja amati di sekitar anda, jika sholat berjamaah, dan perhatikan bacaan imam. Seringkali terjadi , bacaan imam sangat amburadul, bahkan sejak membaca Al Fatihah. ‘Ain dibaca seperti “A” biasa. Tidak ada perbedaan antara sin, syin, tsa, shod, semuanya berbunyi “S”. Dza sering bertukar guling dengan Ja, Za dan Zho. Atau H kecil sering tertukar dengan H yang besar. Sering kali tidak ada perbedaan bacaan yang seharusnya panjang dan pendek, atau tasydid. Kaidah-kaidah membaca Al Qur’an sering sekali dilupakan. Dan kita hanya “apal cangkem”, kalau mengutip istilah orang Sunda mah.
Ini adalah kenyataan yang sangat memprihatinkan di Indonesia yang katanya memiliki jumlah muslim terbesar di dunia! Dan saya pun rasanya masih termasuk di dalam kelompok tersebut, yang masih belepotan ketika membaca Al Qur’an.
9. Review bacaan kita dengan orang yang kita yakini jauh lebih baik bacaannya, dengan orang yang sudah mapan bacaan Al Qur’annya.
10. Istiqomah. Selalu sempatkan untuk membaca Al Qur’an setiap hari. Selalu lakukan review secara rutin.
Begitu tulisan ini selesai ditulis, saat itu juga saya akan memulai perlombaan kebaikan menghafal Al Qur’an (dengan mengerti artinya dan bacaan yang benar tentunya) dengan anda.
Yang benar hanyalah dari Allah, dan yang salah, semata-mata adalah kesalahan saya sebagai manusia biasa yang tidak pernah luput dari kesalahan.
Selamat menghafal Al Qur’an!
Di hari yang sangat indah di tengah gurun
26 Desember 2009
Didaytea