Al Hasiib Yang Maha Mencukupi

Definisi

Kata Al Hasiib terdiri dari huruf  ha’ , siin, dan ba, mempunyai empat kisaran makna, yakni “menghitung”, “mencukupkan”, “bantal kecil”, dan “penyakit yang menimpa kulit sehingga memutih”.


Tentu saja makna ketiga dan keempat mustahil disandang oleh Allah SWT.


Di dalam Al Qur’an kata Hasiib terulang empat kali. Tiga di antaranya menjadi sifat Allah dan yang keempat tertuju kepada manusia. Yaitu QS Al-Israa 17:14 “”Bacalah kitab(amal)mu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu”.


Kata Hasiib yang menjadi sifat Allah, dua diantaranya di dahului oleh kata “kafaa” yang berarti “cukup”, sehingga “hasiiba” lebih cenderung dipahami dalam arti “Yang Memberi Kecukupan”


QS An-Nisa 4:6 “Dan ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk kawin. Kemudian jika menurut pendapatmu mereka telah cerdas (pandai memelihara harta), maka serahkanlah kepada mereka harta-hartanya. Dan janganlah kamu makan harta anak yatim lebih dari batas kepatutan dan (janganlah kamu) tergesa-gesa (membelanjakannya) sebelum mereka dewasa. Barang siapa (di antara pemelihara itu) mampu, maka hendaklah ia menahan diri (dari memakan harta anak yatim itu) dan barangsiapa yang miskin, maka bolehlah ia makan harta itu menurut yang patut. Kemudian apabila kamu menyerahkan harta kepada mereka, maka hendaklah kamu adakan saksi-saksi (tentang penyerahan itu) bagi mereka. Dan cukuplah Allah sebagai Pengawas (atas persaksian itu).


QS Al-Ahzaab 33:39: “(yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang(pun) selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai Pembuat Perhitungan.


Sedangkan ayat ketiga bersifat umum: QS An-Nisaa 4:86 “Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah Hasiiba (Maha Memperhitungkan) atas segala sesuatu.


Imam Ghazali menguraikan bahwa Al Hasiib bermakna “Dia yang mencukupi siapapun yang mengandalkannya”.


Sifat ini tidak dapat disandang kecuali oleh Allah sendiri, karena hanya Allah saja yang dapat mencukupi semua kebutuhan makhluknya.


Allah sendiri yang dapat mencukupi semua makhluk, mewujudkan kebutuhan mereka, melanggengkan bahkan menyempurnakannya.


Kenapa kita harus mengandalkan Allah?


Kalau kita hanya mengandalkan Allah, Allah pasti mengetahui hati kita.

Dan siapapun yang mengandalkan Allah, Allah pasti akan mencukupinya. Dan yang tidak mengandalkan Allah, tapi hanya mengandalkan kemampuan dirinya, kecerdasan dirinya, pasti akan selalu merasa dalam kekurangan dan kesulitan ketika menjalani hidup.


Ath Thalaaq 2-3“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.


Kenapa kita harus mengandalkan Allah?

Karena hanya allah yang memiliki segalanya. Milik Allahlah semua yang ada di langit dan di bumi.


Kenapa kita harus mengandalkan Allah?

Karena hanya Allah pemilik segala sesuatu yang kita butuhkan dan Allah Maha Tahu apapun yang kita butuhkan keperluan kita lebih tahu dari diri kita sendiri. Kita hanya tahu sedikit saja apa yang kita butuhkan. Sinar matahari yang masuk kebumi, kadar Oksigen di udara, kadar kelembaban di bumi ini adalah sedikit contoh ketepatan Allah yang mencukupi kebutuhan kita secara sempurna. Belum lagi sistem tubuh kita yang sangat luar biasa, hanya Allah yang mencukupi semua kebutuhan setiap sel tubuh secara sempurna.


Kenapa kita harus mengandalkan Allah?

Karena tidak ada apapun yang bisa terjadi tanpa ijin Allah.


Tidak Setiap Keinginan Harus Terwujud


Jangan anggap pencukupan Allah untuk kita bakal selalu cocok dengan keinginan kita. Tidak selalu yang kita inginkan harus terjadi.

Keinginan kita, lebih banyak adalah versi dari kebodohan kita, versi nafsu, yaa kita nganggap kaya itu bakal baik, kita nganggap popular itu bakal baik, kita menganggap sukses dan bahagia itu cersi nafsu kita, padahal kita tahu sedikit sekali, dan Allah tahu mana yang baik dan mana yang membahayakan kita.

Allah tahu persis kalau kita diberi kekayaan banyak, kita akan cenderung maksiat, sombong. Oleh karena itu Allah tidak memberi banyak kepada kita, tapi Allah selalu memberi pada waktu yang tepat, pada saat kita betul-betul memerlukannya.

Kadang kita minta kesehatan, tapi Allah malah memberi sakit.

Apakah Allah Zhaliim kepada kita? Mungkin dengan sakit, kita akan bisa memiliki waktu untuk merenung dan tafakur untuk mengevaluasi diri, dosa-dosa yang telah dilakukan. Dan akhirnya bisa bertobat dan menjadi dekat dengan Allah.


Kita ingin untung usaha, tapi malah tertipu. Padahal Allah tahu orang yang akan menipu? Karena Allah akan memberikan pelajaran sebelum Allah memberi dititipi usaha keuntungan yang lebih besar. KArena Allah memberikan pengalaman untuk merugi agar kita bisa berhati-hati dan waspada dengan  merasakan perihnya ditipu, sehingga kita tidak mengalami kerugian yang lebih besar di masa depan.


Kita ingin kaya, tapi Allah malah membuat kondisi hidup kita pas-pasan, bahkan kita selalu merasa kesulitan menjalani kehidupan. Karena Allah tahu, jika kita kaya, kita akan lupa kepada Allah, kita akan  menjauh dari Allah, kita akan terjatuh ke lembah kemaksiatan karena kekayaan kita. Atau Allah membuat kita dalam keadaaan sangat susah dan sulit, agar kita tidak lupa bersyukur, karena Allah sedang mempersiapkan kondisi yang jauh lebih baik, kekayaan yang jauh lebih banyak dari yang kita inginkan.

Seringkali kita mengeluhkan sulitnya kita menjalani hidup,susah uang, banyak hutang, susah makan, harga barang-barang naik, harga rumah naik. Tapi subhanallah, sampai sekarang kita masih hidup,masih makan, masih survive, masih sehat, masih bisa tidur nyenyak. Mungkin kita lupa untuk mensyukuri apa yang ada, malah lebih fokus pada apa yang tidak ada.


Sedikit mencukupi jauh lebih baik daripada banyak tapi melalaikan.


Tidak ada tapi mendekatkan diri kepada Allah, lebih baik daripada ada tapi menjauhkan kita dari Allah.

Habiskan energi kita untuk bersyukur kepada Allah, pasti Allah akan menambah nikmat kepada kita.

QS Ibrahim 14:7 ”Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.


QS Al Baqarah 2:216 “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.


Sering kita “maksa” kepada Allah agar mengabulkan keinginan kita. Padahal Allah tahu bahwa keinginan kita dikabulkan malah akan menjadi keburukan. Atau mungkin kita kurang berusaha lebih keras dan maksimal ketika kita ingin mewujudkan keinginan kita tersebut.

Selamat berjuang untuk selalu mensyukuri!

Didaytea!

Diekstrak dari Menyingkap Tabir Illahi dan Kajian Asmaul Husna Aa Gym 14102010.

http://www.didaytea.com

Selasa26102010