Brute Force Attack Al Qur’an

“Belum berhasilnya kita menggapai keinginan kita, kemungkinan besar karena kita terlalu cepat menyerah dengan keadaan. Belum mencoba segala kemungkinan yang ada”

Hafalan Mentok

Ada salah satu adegan di dalam film Transformers, ketika si robot alien yang menjelma menjadi sebuah boom box, dengan mudahnya menjebol password dan sistem keamanan di  NSA hanya dalam beberapa saat.

“Even though it will do brute force attack to break the our security, it will take thousands of years, but this thing just breached our security wall in a matter of second!” Kata si Teteh berambut pirang dengan logat Britishnya yang sangat kental.

Brute force attack adalah metode untuk memecahkan suatu kode dengan mencoba satu per satu semua kemungkinan yang ada.

Pengertian dari PCMag: “The systematic, exhaustive testing of all possible methods that can be used to break a security system”.

Sederhananya, seperti kita lupa kombinasi kunci koper yang hanya tiga digit. Ada 4960 kemungkinan kombinasi yang harus kita coba satu per satu.

Sudah beberapa tahun ini saya selalu mentargetkan untuk bisa menghafal Juz’Amma. Dengan target jangka panjang, menghafal seluruh 30 Juz Al Qur’an tentunya.

Tapi entah kenapa, selalu mentok, bahkan di surat pertama: An Naba.

Dan biasanya, begitu mentok, ya sudah saya menyerah deh. Paling banyak yang bisa saya hafal, sepuluh ayat, itu pun timbul tenggelam. Kadang tidak hafal sebagian, kadang ingat sebagian. 😀

Takdir Allah, saya mendengar ceramah  Kajian Makrifatullah Aa Gym yang terbaru, di tahun  2013, ada bagian yang membahas tentang menghafal Al Qur’an, ada juga tweet dari ustadz Yusuf Mansur, dan @HapalQuran.

Intinya ya seperti Bruce Force Attack  tadi, ketika kita sudah berniat menghafal Al Qur’an, ya kita harus mencoba setiap langkah, daya dan upaya.

Kalau kata Aa Gym sih, hikmahnya ketika kita sudah berusaha keras tapi belum hafal- hafal juga, mungkin Allah ingin kita lebih sering lagi membaca Al Qur’an. Kan, makin susah hafal, kita seharusnya makin banyak membacanya. Dan ada sepuluh kebaikan dari setiap huruf yang kita baca.

Mungkin jika kita langsung hafal, kita malah jadi malas lagi membacanya, karena mentang- mentang sudah hafal.

Selama empat tahun, ya, empat tahun, saya selalu menyerah. Boro- boro bisa menghafal full 30 Juz, Juz Amma saja, di luar surat- surat pendek yang sudah biasa kita hafal sejak TPA sepulang sekolah SD dulu, aku sudah menyerah. Surat paling panjang yang saya hafal paling, Al Fajr, dan itu juga masih “belang- betong”, masih sering ada ayat yang terlewat. Kalau Al A’Laa dan Al Ghasyiyah mah Alhamdulillah, akurasinya sudah 99%. Ketiga surat ini pun, baru tahun- tahun ini saja bisa saya hafal.

Masih kalah sama anak- anak TPA atau SD Islam, yang rata- rata sudah hafal Juz 30.

Tadinya mau saya acak saja urutannya. Karena An Naba ngga hafal- hafal, coba yang lain. Al Bayyinah. Eh, ternyata walaupun Cuma delapan ayat, tapi sama aja, panjang.

Tapi ya kenyaataannya seperti itu.

Pada akhirnya, saya memilih untuk bersembunyi di balik alibi bahwa masih banyak orang Islam yang belum bisa membaca Al Qur’an, masih banyak orang Islam yang jarang mengaji Al Qur’an.

Keinginan saya kembali berakhir sebatas niat.

Saya menyerah. Dan di dalam sholat pun, surat yang saya baca tidak pernah beranjak dari At Takatsur, Alam Nasyrah, Al Maa’un, At Tiin, dan tentu saja trio “Qul”, Al Ikhlas, Al Falaq dan An Naas. :D.

Niat Lagi

Di Awal tahun 2013 ini, saya bertekad  untuk mencoba lagi menghafal Juz ‘Amma. Kali ini serius saudara- saudara. Apalagi setelah sering membaca tweetnya Ustadz Yusuf Mansur dan @HapalQuran tentang One Day One Ayat, makin kuatlah tekad saya tersebut.

Kembali ke adegan film Transformer tadi. Adegan pendek di film itu menginspirasi saya untuk melakukan hal yang sama: Brute Force Attack.

Tapi kali ini targetnya adalah Al Quran.

Target utama yang terdekat saya empat bulan yang lalu tentunya seperti biasanya: Surat An Naba.

Saya beli CD murottal yang per Juz.

Ketika mudik dua bulan yang lalu, saya membeli Al Qur’an hafalan.

Tidak satu atau dua, tapi tiga!

Satu saya simpan di tas. Satu di dekat komputer, dan satu lagi di rak buku. Agar setiap saat, ketiadaan Al Qur’an di dekat saya tidak menjadi alasan.

Di iQuran, saya book mark surat An Naba.

Di telepon genggam, saya buat playlist khusus untuk Juz 30.

Sepanjang perjalanan ke tempat pekerjaan yang menghabiskan waktu selama satu jam, saya hampir selalu menyetel Surat An Naba. Di bis Surat An Naba. Sholat, surat An Naba.

Sebelum tidur, hampir selalu surat An Naba yang saya putar. Dengan harapan akan masuk ke dalam alam bawah sadar saya, seperti yang dibilang di dalam buku Quantum Learning. Apa yang kita dengar sebelum tidur, dan selama tidur, akan lebih mudah masuk ke dalam pikiran dan otak kita.

Pokoknya mah, tiada hari tanpa Surat An Naba deh!

Eh ternyata setelah dua bulan, masih belum hafal juga.

Terus lagi nyoba.

Lebih sering, lebih sering, beli CD lagi, Syaikh Abdurrahman As Sudais, 17 CD, biar jelas suaranya.

Sebelumnya CD yang saya selalu putar adalah dari Syeikh Khalifa At Tunaiji, ini sangat lambat. Tapi bagusnya, ada dua kali bacaan. Yang pertama membaca adalah Syeikhnya sendiri, terus diulang oleh seorang muridnya, anak kecil.

Ketika shift malam, bisa digeder, diputar semalaman sambil bekerja. Eh, ngomong- ngomong, digeder apa ya bahasa Indonesianya?

Dikeureuyeuh?

Ini juga masih bahasa Sunda ya? Hehehe

Diikuti dengan membaca terjemah per katanya.

Kurang lebih, artinya melakukan pekerjaan yang sama berulang- ulang sesering mungkin.

Saya pecah hafalan menjadi dua bagian, halaman pertama (halaman 582) dan halaman ke dua (halaman 583). Biasanya sih, saya baca ketika sholat rawatib atau tahiyatul masjid.

Saya juga membaca tafsir surat An Naba.

Ah, pokoknya, semua alternatif dan langkah serta tips untuk menghafal Al Qur’an tadi saya lakukan semuanya.

Alhamdulillah, ada perkembangan yang signifikan walau pun masih “apal cangkem” (hafal saja, tanpa mengetahui artinya).

Ini sudah sangat lumayan, dibanding “niat- niat” saya yang sebelumnya. Walau pun masih sering nge-blank  ketika di dalam sholat, tapi mulai sering saya bisa membaca terus hingga halaman pertama hampir habis.

Tadinya saya ingin membuat sibuk sebagai alasan. Kenapa masih belum hafal juga, padahal sudah dua bulan.

Memang pastinya kasus akan berbeda dengan lingkungan yang sengaja dibentuk seperti Daarul Quran, atau Rumah Hafiz. Mereka minimal bisa menghafal satu halaman dalam satu hari. Tujuh sampai delapan jam waktu mereka dalam sehari sepenuhnya digunakan untuk menghafal.

Tapi tidak bisa jadi alibi. Waktu luang bisa kita buat dan usahakan, bukan kita yang menunggu waktu luang. Yang lebih penting adalah niat.

Kalau niat menghafal saja tidak ada, bagaimana mau rutin membaca Al Qur’an kan?

Untuk orang seperti saya, yang bekerja shift,  kadang ketika sudah berkomitmen kuat pun, selalu saja ada kendala untuk mengkhususkan waktu. Sangat sulit untuk bisa menghafal pada waktu yang sama.

Jadi cara yang agak berhasil sih, ya itu tadi brute force attack, karena tidak terikat jadwal. Harus seperti striker oportunis, yang pandai memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Ada momen sedikit saja, langsung deh saya eksekusi. Jika kuat, dan niat sholat sunat, tidak ada surat lain yang saya baca selain An Naba.

Berhasil!

Dan lima hari yang lalu, Alhamdulillah, Allahuakbar! Empat puluh ayat Surat An Naba berhasil saya baca dari awal sampai akhir di dalam sholat tahiyyatul masjid. Setelah empat tahun berniat menghafal Juz Amma.

Alhamdulillah,  walau pun tidak sepenunya lancar, dan hanya 60 persen artinya yang mengikuti bacaaan saya, tapi ini pertamax kalinya saya bisa membaca Surat An Naba di luar kepala.

Dengan karunia Allah, dan Brute Force Attack tadi akhirnya saya berhasil.

Belum berhasilnya kita menggapai keinginan kita, kemungkinan besar karena kita terlalu cepat menyerah dengan keadaan. Belum mencoba segala kemungkinan yang ada.

Semoga setelah ini jalan saya untuk menjadi penghafal Al Qur’an menjadi lebih mudah, lebih luas dan lebih lapang.

Mari menghafal Al Qur’an!

(Terima kasih kepada Ustadz Yusuf Mansur, Aa Gym dan @HapalQuran)

http://www.didaytea.com