Elemen-elemen Kemampuan Belajar (1)

Di artikel sebelumnya, saya mengusulkan mata pelajaran baru di dunia pendidikan. Yaitu, “Belajar Bagaimana Belajar”.

Kemampuan belajar seseorang, bisa dihasilkan dari dua hal; genetis dan latihan.

Dari sudut pandang saya, orang yang “Cerdas” adalah orang yang mempunyai kemampuan belajar yang baik. Bukan orang yang bergelar sarjana, master atau pun doktor. Karena bisa saja orang yang bergelar doktor sebenarnya kemampuan belajarnya biasa-biasa saja. Dia mendapatkan gelar tersebut karena ada niat, kesempatan dan kemampuan.

Dan sangat mungkin sekali, seseorang bisa memiliki kemampuan belajar yang lebih baik dari seorang doktor. Tapi dia tidak punya niat, kesempatan dan kemampuan untuk bisa menempuh pendidikan yang lebih tinggi.

Seorang murid, bisa saja memiliki kemampuan belajar yang lebih baik dari gurunya. Karena guru hanya sekedar lahir lebih dulu, dan tahu lebih dulu tentang suatu ilmu dari seorang murid yang notabene jauh lebih muda.

Seorang anak kecil seringkali lebih cerdas dari orangtuanya, ketika dia bisa mengerti dan menyelesaikan sebuah permainan yang sama sekali baru. Padahal orangtuanya harus berjuang dan susah payah untuk berpikir, bagaimana hanya untuk memulai permainan tersebut.

Terdiri dari elemen apa sajakah Kemampuan Belajar seseorang?

Secara umum, kemampuan belajar seseorang hanya terdiri dari 3 faktor:

1.        Membaca Cepat dan efektif.  Hampir semua proses belajar, akan melibatkan kegiatan ini. Sayangnya, sangat sedikit yang mengetahui cara membaca yang sangat cepat, tapi efektif dan efisien. Sangat banyak rujukan yang bisa kita ambil dari internet untuk meningkatkan kemampuan membaca kita. Buku Speed Reading (edisi bahasa Indonesia) bisa menjadi rujukan yang terbaik. Beberapa tahun lalu juga, sebuah lembaga pendidikan merilis VCD tentang Speed Reading, lengkap dengan latihan dan test kemembuan membaca cepat dan efisien.

2.       Kemampuan mengingat, dan kemampuan untuk “merecall” apa yang kita ingat tersebut. Sangat banyak metode yang bisa kita gunakan untuk meningkatkan kemampuan ini. Banyak buku yang bisa jadi rujukan. Buku Quantum Learning, Learning Revolution, Accelerated Learning, Buku-buku Tony Buzan yang terbit belasan tahun yang lalu masih sangat relevan untuk dijadikan bahan rujukan anda.  Yang paling baru, UNLIMITED, ditulis oleh pengarang yang sama dengan Revolusi Cara Belajar(masih dalam edisi bahasa Inggris), bisa menjadi rujukan utama di zaman internet seperti sekarang. Internet selalu bisa menjadi sumber rujukan yang tidak pernah ada habisnya, nyaris tak terbatas.

3.       Kemampuan Berpikir cepat dan Logika yang  baik. Jika kita bisa membaca dengan cepat, maka otomatis kita akan bisa berpikir lebih cepat. Untuk melatih kemampuan berpikir cepat dan melatih logika ini caranya sangat mudah sekali. Mainkanlah game-game yang menuntut kecepatan berpikir dan kemampuan mengingat. Sudoku, Tetris, Who Has The Biggest Brain, Bejewelled, Zuma dan puluhan game yang tidak hanya sekedar permainan. Dalam porsi yang tepat dan game yang tepat, bermain game akan sangat meningkatkan kemampuan kita untuk berpikir cepat, tepat dan efisien.

Didaytea

Iklan

PERNAHKAH ANDA BELAJAR UNTUK BELAJAR?

PERNAHKAH ANDA BELAJAR UNTUK BELAJAR?


Pernahkah anda membaca buku Quantum Learning , The Learning Revolution dan Accelerated Learning? Atau buku-buku karya Tony Buzan tentang  Pemetaan Pikiran, Master Your Memory, Master Your Mind, Use Your Head, dan buku-buku dengan tema sejenis?

Terjemahan buku-buku ini saya baca belasan tahun yang lalu. Dan buku aslinya terbit beberapa tahun sebelumnya. Bahkan lebih lama lagi!

Sampai sekarang pun, saya masih tergila-gila kepada buku-buku dengan tema seperti ini.

Terakhir, buku yang saya beli adalah Unlimited. Ini adalah penyempurnaan dan upgrade dari buku seri The Learning Revolution. Buku ini akan saya bahas di artikel yang lain.

Saya rasa sih sampai sekarang, buku-buku dengan tema seperti ini masih sangat asing di kalangan pelajar dan mahasiswa, apalagi kalangan professional.

Pernahkah anda belajar untuk belajar?

Pertanyaan yang sebetulnya aneh, karena minimal 12 tahun dalam hidup kita, kita habiskan untuk “belajar” di sekolah.

Tapi bukan ini “belajar” yang saya maksud.

Di sekolah, kita belajar Sejarah, Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Akuntansi, Ekonomi, Manajemen,dan puluhan subyek yang lainnya.

Tapi, pernahkah anda “belajar untuk belajar”? Pernahkah anda mempelajari cara belajar yang efektif dan efisien untuk subjek tertentu? Atau berusaha meningkatkan kemampuan belajar anda?

Tidak pernah, itu jawaban teman-teman sekolah dan kuliah saya beberapa tahun yang lalu.  Tidak ada waktu, mereka sibuk dengan mata pelajaran dan mata kuliah yang menumpuk, tidak mungkin lagi menambah satu lagi “subjek”. Itu alasan utama mereka. Ketika saya sudah bekerja, jawaban yang saya dapatkan lebih “ajaib” dari teman-teman kerja di kantor. Hampir semuanya menjawab, “Aduhh..ngga sempat dong, dan kayaknya otak saya sudah mentok, ngga bisa dipake belajar lagi!”.

Menyedihkan dan ironis, padahal mereka masih berumur awal tiga puluhan.

Prihatin, ingin tertawa, sedih, kesal, gemes, semua perasaan itu bergabung menjadi satu ketika mendengar jawaban-jawaban itu.

Mereka tidak mensyukuri “processor” yang lebih kuat dan hebat dibanding komputer mana pun yang pernah ada di dunia ini, yaitu otak mereka. Mereka tidak tahu betapa besar potensi yang mereka miliki, yang ada di dalam kepala mereka, jika saja mereka tahu bagaimana memaksimalkannya.

Seharusnya, di sekolah-sekolah ditambah mata pelajaran baru, “Belajar Untuk Belajar”. Agar setiap orang bisa memaksimalkan potensi luar biasa menakjubkan yang diberikan Tuhan kepada setiap orang.

Ketika masih banyak siswa yang tidak lulus walaupun dengan nilai standar kelulusan yang tergolong sangat rendah, ini tidak menunjukkan kondisi sebenarnya dunia pendidikan di Indonesia. Ini hanya kasus “Salah Asuhan”. Kondisi tersebut hanya menunjukkan bahwa ada sesuatu yang salah, ada sesuatu yang harus dirubah di dalam dunia pendidikan kita.

Dengan mempelajari cara belajar yang efektif dan efisien, setiap orang akan memiliki kemampuan belajar yang lebih baik. Karena, mereka bisa berakselerasi dalam menyerap pengetahuan. Dalam waktu yang sama, dengan kemampuan belajar yang lebih baik, mereka akan menyerap jauh lebih banyak pengetahuan dibanding kondisi sebelumnya.

Para murid bisa jauh lebih berprestasi, kualitas para Guru akan jauh lebih baik. Setiap orang akan menjadi “lebih ahli” di bidang yang mereka geluti.

Jika guru dan murid, dosen dan mahasiswa, orang tua dan anak, pemimpin dan rakyat bersinergi, bekerja sama untuk meraih kemampuan belajar yang jauh lebih baik, maka akan menghasilkan efek  yang sangat luar biasa besar bangsa ini.

Secara keseluruhan, pastinya akan meningkatkan kualitas sebuah bangsa.  Akan menghasilkan generasi yang jauh lebih baik di masa kini dan masa depan. Bukan hanya sekedar generasi Facebook dan Blackberry.

Yang kita perlukan hanyalah sedikit saja membuka mata dan pikiran kita untuk mau mempelajari bagaimana cara belajar yang baik, efektif dan efisien.

Di pojok kantor seorang perantau,

Sabtu, 19 Desember 2009, 00:31

Didaytea