Biar Cepat Asal Selamat

Biar Cepat Asal Selamat

(Sebuah Prolog Dari Mastering Speed Reading)

Bayangkan anda adalah seorang atasan. Anda memiliki dua orang calon karyawan A, dan B. Berdasarkan hasil tes dan wawancara, bisa diambil kesimpulan: Si A, bekerja lebih cepat, sangat cepat malah, tapi kadang-kadang (garis bawahi kata-kata ini: kadang-kadang) membuat kesalahan kecil, yang bisa langsung dia perbaiki. Si B, bekerja lambat, tapi hampir tidak pernah membuat kesalahan, dan jika dia membuat kesalahan, akan memerlukan waktu lama untuk memperbaiki kesalahannya tersebut.

Si A adalah Si Cepat, dan Si B, adalah si Lambat Asal Selamat. Siapa yang akan anda pilih menjadi karyawan? Si A atau si B? Si Cepat atau Si Lambat? Buat saya, ini adalah pilihan yang sangat mudah. Saya akan memilih si A! Maaf untuk yang tidak setuju dengan pendapat ini, tapi saya punya pertimbangan sendiri ketika saya memilih Si Cepat, tapi kadang membuat kesalahan, daripada si Lambat yang hampir tidak pernah berbuat kesalahan. Kadang salah dan hampir tidak pernah salah, buat saya adalah kembar identik. Kalau dikira-kira secara kasar, kedua kondisi ini memiliki akurasi 99%. Si A, berdasarkan tes, memiliki akurasi lebih kecil, sekitar 95%, dia membuat lebih banyak kesalahan dibanding si B. Tapi, dari sisi produktifitas, si A akan jauh lebih produktif dibanding si B. Jelas! Jika diberi 100 pekerjaan dalam waktu yang sama, si A pasti akan bisa menyelesaikan semua pekerjaan (secara sempurna dan tanpa kesalahan) tersebut dibanding si B.

Lagi-lagi pertanyaan yang sama: KENAPA? Sederhana saja, si A pasti menyelesaikan 100 pekerjaan dibanding si B kan? Ketika si A selesai, mungkin si B baru menyelesaikan 70-80 atau bahkan lebih sedikit pekerjaan. Si A akan melapor lebih cepat kepada atasannya. Kalaupun, ada kesalahan, karena dia kadang-kadang membuat kesalahan. Itu akan langsung dia perbaiki dalam waktu yang cepat. Si B kalaupun bisa memberikan semua pekerjaannya secara sempurna, pasti akan membutuhkan waktu yang lebih lama dibanding si A.

Faktor apa saja sih yang termasuk dalam kategori CEPAT itu?

1. Pengetahuan dan ilmu, serta pengalaman yang mencukupi. Tentunya ini adalah komponen utama yang menjadi dasar kualitas diri seseorang. Ini akan selalu berkembang, jika kita terus menerus mengembangkan diri, tidak hanya stagnan di satu titik (yang sudah kita rasa) nyaman di kehidupan kita. Tapi ini juga bisa berkurang, seiring berjalannya waktu, karena kemalasan kita, kekurangan kemauan, sehingga ilmu dan pengetahuan yang sudah ada pun malah kita lupakan begitu saja. Pengalaman sejati adalah pengalaman yang dijadikan pelajaran. Seorang karyawan bisa saja memiliki masa kerja selama dua puluh tahun, tapi pengalamannya hanya satu tahun, yang dia ulang-ulang selama dua puluh tahun. Tidak bertambah dan berkembang.

2. Kemampuan berpikir.

3. Mengambil keputusan. Pengambilan keputusan adalah integrasi dari kemampuan berpikir dan ilmu dan pengalaman. Semakin cepat dia berpikir, maka akan semakin cepat keputusan- keputusan penting yang bisa diambil.

4. Bergerak lebih cepat. Faktor ini menurut saya murni fisik. Ini hanya bisa dikembangkan juga dengan kegiatan fisik. Kita akan fokus ke tiga faktor pertama saja. Ilmu, Kemampuan berpikir cepat, dan kemampuan mengambil keputusan secara cepat. Jika anda pernah membaca komik Kenji, di situ akan anda lihat bagian ketika Kenji berlatih Kung Fu. Selama berbulan- bulan gurunya hanya mengajarkan satu hal, yaitu kuda-kuda. Semakin kokoh kuda-kuda anda, akan semakin sulit untuk menjatuhkan anda. Pengalaman, ini akan sangat bergantung kepada waktu anda hidup di dunia ini. Harus ditunjang juga dengan kemampuan anda untuk menjadikan pengalaman anda.

Di dalam kualitas diri anda, ilmu, pengetahuan dan pengalaman adalah kuda-kuda anda. Untuk bisa meningkatkan hal ini, anda harus TAHU BAGAIMANA cara untuk meningkatkan ilmu dan pengetahuan anda. Pertama, tentunya adalah kemauan dan kesadaran untuk berubah menjadi lebih baik. Kesadaran untuk tidak berpuas diri dengan kondisi yang dirasakan nyaman, karena sewaktu-waktu itu bisa menjadi bumerang yang akan menghantam diri kita tiba-tiba. Kedua, MEMBACALAH LEBIH CEPAT (dan efektif tentunya)! Karena membaca adalah sumber utama ilmu pengetahuan kita. Membaca adalah gerbang dunia ke dalam diri kita. Mengenai membaca lebih cepat, insyaallah akan ada tulisan yang terpisah.

Sesuai judul tulisan ini, tulisan ini adalah prolog dari tulisan lain yang berjudul Mastering Speed Reading.

Kata Jim Collins, yang dikutip oleh Rhenald Kasali dalam bukunya, Change! “Good is The Enemy of The Great”. Kondisi bagus adalah lawan dari kejayaan. Orang yang sudah puas akan berhenti belajar dan menjadi angkuh. Pada saat itulah kita menghadapi ujian yang sesungguhnya di dalam kehidupan kita.

Kesimpulannya, segeralah tinggalkan dan hapus peribahasa “Biar Lambat Asal Selamat” dari kamus kehidupan anda. Segera ganti dengan “Biar Cepat Asal Selamat, dan Sukses Dunia Akhirat”.

Baca lebih cepat, pahami lebih baik, tahu lebih banyak, ilmu lebih banyak, amal lebih banyak, berbagi lebih banyak, sukses bersama! Didaytea Di tengah gurun yang tiba- tiba panas lagi, 8 Maret 2010.

Satu Dunia Tidak Cukup!

Satu Dunia Tidak Cukup!

Beberapa minggu lalu, di sebuah forum kepenulisan, ada yang menulis artikel yang berjudul “Ternyata Bahasa Inggris Itu Penting”. Hal pertama yang terbersit di pikiranku adalah: “Cappeee dehh…! Selama ini ke mana saja Kang?” Ternyata selama ini, dia sangat sibuk di “dunianya”, sampai- sampai tidak mau tahu, dan tidak mau keluar barang sebentar untuk melihat apa yang sdang terjadi dan berkembang di dunia lain.

Masih banyak orang yang masih memiliki pola pikir seperti “Katak dalam Tempurung”. Mereka merasa sudah cukup dengan keadaan keilmuan dan tingkat pengetahuan yang sama dengan beberapa tahun yang lalu, atau malah puluhan tahun yang lalu.

Mereka pikir, mereka dapat menyelesaikan masalah kehidupan di masa kini dengan cara yang sama di masa lalu. Mereka tidak mau mempelajari hal- hal yang baru, yang sebenarnya bisa menunjang mereka untuk menjadi lebih baik. Mereka tidak punya keinginan untuk lebih berkembang dan memaksimalkan potensi luar biasa yang Allah hamparkan di setiap inci dan detik kehidupannya.

Mereka hanya punya satu dunia.

Dunia berkembang luar biasa cepat. Laju informasi berlari dengan kecepatan yang bahkan kita tidak pernah bisa bayangkan sebelumnya. Dalam hitungan detik,  bahkan lebih cepat, jutaan informasi bisa berpindah dari satu belahan bumi ke belahan lainnya. Kita sudah berada di era new Renaissance kata Gordon Dryden dan Jeannette Vos dalam buku mutakhirnya, Unlimited. Dunia di mana internet akan menjadi pusat dari segala pengetahuan.

Kecenderungan orang-orang di dunia ini akan berkutat pada bidang yang dia sukai, bidang tempat dia bekerja, bidang yang sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Orang-orang lulusan Kimia Murni, akan sibuk dengan dunia reaksi kimia dan sintesa produk. Orang-orang yang bekerja di bidang properti, akan sibuk dengan dunianya. Orang sastra, akan selalu sibuk dengan dunia literasinya. Orang-orang pesantren akan sibuk dengan dunia pesantennya. Orang teknologi informasi, akan selalu sibuk dengan dunianya.

Hal- hal tersebut tidak salah, tetapi sangatlah tidak cukup.

Konservatif=Tertinggal

Jika konsep anda masih seperti itu, siapkanlah diri anda untuk dilibas oleh sang waktu. Bersiaplah untuk menghadapi rasa frustasi ketika anda tidak bisa menyelesaikan masalah dengan cara yang “biasanya seperti itu”. Bersiaplah tenggelam dalam persaingan yang luar biasa ketat di dunia kerja.

Masa kini, dan pasti masa depan, adalah masa di mana orang akan selalu dituntut untuk mempunyai multi tasking ability, kemampuan untuk menguasai dan melakukan banyak hal.

Kita akan selalu dituntut untuk berlari lebih cepat dari lajunya waktu. Pengetahuan kita selalu tidak akan pernah cukup untuk bisa menjalani masalah baru yang akan selalu muncul di kehidupan kita.

Di setiap tahapan baru dalam kehidupan, kita akan selalu dituntut untuk menambah kemampuan kita. Anak yang ngekos, dituntut untuk memiliki skill manajemen uang yang bagus, agar jatah uang kiriman dari orangta cukup sampai akhir bulan. Seseorang yang akan menikah dituntut untuk mempunyai pengetahuan tentang pernikahan, manajemen konflik, metode berhubungan seksual. Ketika memiliki anak, lagi, kita akan dituntut untuk memiliki kemampuan mengurus anak. Kemampuan memenej waktu, agar suami dan istri bisa istirahat dengan optimal. Yang kebanyakan terjadi adalah kelabakan, kaget, dan learning by doing, tapi without knowing. Bisa tapi terpaksa dan tergesa-gesa, sehingga tetap bermasalah. Dan banyak lagi contoh yang lainnya.

Hal pertama yang tentunya harus ada adalah keinginan dan kemauan untuk selalu belajar.

Kita sekarang berada di era new Renaissance kata Gordon Dryden dan Jeannette Vos dalam buku mutakhirnya, Unlimited. Dunia di mana internet akan menjadi pusat dari segala pengetahuan. Kita sekarang berada di era Web 3.0, kata Thomas L Friedman di bukunya “The World is Flat”. Era di mana sudah tidak ada batas lagi di antara individu- individu di planet bumi.

Multi tasking ability

Apapun pekerjaan anda sekarang, apapun posisi anda sekarang, anda tetap harus mempunyai multi tasking ability.

Anda penulis? Anda harus bisa berbahasa Inggris, agar anda bisa mempunyai “bahan bakar” yang lebih banyak dan wawasan yang lebih luas untuk menunjang tulisan-tulisan anda.

Anda ustadz? Atau penceramah? Anda juga harus pandai menulis, anda juga harus lihai dalam ilmu komunikasi. Jangan sampai orang- orang akan terbengong-bengong membaca tulisan anda, atau mendengar ceramah anda, dan harus berpikir sangat keras hanya untuk sekedar mengerti apa sebenarnya yang ingin anda sampaikan. Jangan sampai orang menganggap anda membosankan. Anda juga harus tahu ilmu psikologi, ilmu presentasi. Anda harus “terjun” ke dunia maya, agar lebih banyak orang untuk berbagi dengan anda. Anda harus tahu manajemen waktu.

Anda karyawan di sebuah perusahaan? Sama! Bahasa Inggris, Internet, skill komputer, Bahasa Inggris, Manajemen Waktu, kemampuan berkomunikasi dengan baik, pasti akan menjadi nilai tambah yang sangat penting di mata atasan anda.

Anda pengusaha? Siap- siap saja untuk tenggelam oleh para kompetitor baru jika anda tidak mengupdate diri anda, jika anda tidak selalu mencari informasi terbaru.

Bahkan seorang ibu rumah tangga pun, harus selalu mengupgrade pengetahuannya, bukan hanya mengupdate status di Facebook saja. Siap- siap saja untuk frustasi meghadapi suami dan anak- anak jika anda tidak bersiap dengan ilmu yang mumpuni.

Bagaimana dengan seorang Pria? Suami ? Ayah?

Dialah yang harus menjadi pusat perubahan di keluarganya. Dia yang harus selalu menjadi katalis untuk perubahan dalam keluarganya. Dia harus selalu mendukung, bekerja sama dan memberi kemudahan untuk istri dan anak- anaknya dalam mencari ilmu.

Sekarang kita berada di era Globalization 3.0, era di mana setiap individu di dunia ini bisa bersaing dan berkolaborasi tanpa batas.

Selamat berjuang untuk terus belajar di era tanpa batas ini, dan semoga bisa menjadi jalan untuk kita untuk sukses dunia akhirat.

Tiada detik yang tersia!

Tiada sukses tanpa disiplin!

Diday tea

Sabtu yang dingin di tengah gurun, 6 Maret 2010.