Arabic Soccer Terminology

Jaga- jaga kalau komentator yang availablenya only Arabic…

Arabic soccer terminology.

To begin with:

Soccerball: كرة Kurrah
Soccer (the sport): كرة القدم Kurratul Qadm
Soccer team: فريق كرة القدم Fareequ Kurratil Qadm
Soccer national team: منتخب كرة القدم Muntakhabu Kurratil Qadm
Game: مباراة Mubaaraah
Player: لاعب Laa3ib
Player – attacker: هاجم Haajim
Player – defender: مدافع Mudaafi3
Player – goalkeeper: حارس المرمى Haaris ul Marmaa
Goal (as in goalkeeper):مرمى Marmaa
Goal (as in making a goal):هدف Hadaf
Making a goal: يسجّل هدفا, يُحرز هدفا yusajjilu hadafan, yuhrizu hadafan
Victory: فوز Fawz
Loss: خسارة Khassarah
ُTied: تعادل Taa3adul
Offside: تسلل Tassallul
ٌFree kick: ركلة حرة, ضربة حرة Raklatun hurrah, Darabatun hurrah
Penalty shot: ضربة الجزاء Darbat ul Jazaa’
Corner kick: ركلة ركنية, ضربة ركنية Raklatun Rukniyah, Darbatun Rukniyah
Half (of the games two halves): شوط ShawT
ٌRed/Yellow card: بطاقة حمراء , بطاقة صفراء BiTaaqatun hamraa’, BitTaaqatun Safraa’
Return attack (not sure what this is called in English) : هجمة مرتدة Hajmatun Murtadah
ٌReferee: حَكِم Hakim

Analisa Singkat Blusukan

Analisa seorang lulusan SMK tentang blusukan ditinjau dari ilmu manajerial:

Sisi positif blusukan:

Pemimpin puncak bisa tahu kondisi sebenarnya di akar rumput.

Pemimpin bisa menerima aspirasi langsung dari kelas terbawah.

Pemimpin bisa mengidentifikasi penyimpangan yang kasat mata oleh bawahannya di tingkat tertentu.

Cocok untuk perusahaan yang diduga banyak peluang manipulasi dan penyimpangan, selama divisi/sektor/tempat yang diblusuki memang bertambah baik setelah diblusuki.

Bagus jika dilakukan hanya sekali- kali, sekedar untuk penyegaran dan silaturahmi, tidak bagus jika terlalu sering dan selalu diikuti oleh puluhan wartawan, ehh…keceplosan.

Sisi negatif (dibalik) blusukan:

Pemimpin yang seharusnya hanya sebatas pemegang keputusan, tidak memiliki skill pendelegasian yang baik.

Manajemen Kinerja dan Audit SDM tidak berjalan dengan baik. Lemahnya koordinasi antar lini dari puncak hingga ke bawah.

Sehingga setiap tingkatan harus langsung diperiksa oleh pimpinan puncak.

Disiplin karyawan yang rendah.

Skill SDM yang payah dan tidak bisa diandalkan. Karyawan/manajer menengah tidak dipercaya oleh atasan puncak, sehingga harus dipastikan bahwa instruksinya tidak salah.

Pemimpin pikirannya selalu tidak tenang dan was- was.

Perusahaan bukan bekerja sebagai satu kesatuan yang terintegrasi untuk mencapai tujuan, tapi lebih seperti tipikal dari “One man show” company/governance, di mana sang pemimpin seperti mercusuar, dan peran bawahan hampir tidak terlihat ketika perusahaan berhasil mencapai tujuannya.

Sekian.

Indahnya Hidayah

“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)”.

(QS Ali Imran ayat 8)

Pasang Surut

Seperti halnya lautan luas yang terikat dengan pasang dan surutnya, begitulah juga kondisi keimanan kita.

Ketika iman sedang pasang memenuhi hati, semangat diri ini sangatlah tinggi. Tak pernah sekali pun sholat- sholat rawatib setelah sholat berjamaah di mesjid terlewati, tubuh pun terasa sangat berat ketika hendak beranjak pergi. Sehari pun sedekah tak pernah terhenti. Munajat setelah sholat malam selalu dinanti. Delapan rakaat sholat dhuha pun tanpa lelah kita jalani.

Tapi, jika iman di dalam relung hati kita sedang surut, kita sudah tak sabar ingin segera mengucap salam ketika bibir pun belum sepenuhnya tertutup selepas takbir,.

Sangat jarang kita bisa merasakan lezatnya menghadap Allah di dalam sholat- sholat kita.

Sholat hanya menjadi sebatas kewajiban yang rutin layaknya mengisi absensi di sekolah.

Hanya sekedar hadir.

Hanya sekedar sah.

Hanya sekedar melakukan.

Kita tidak melewatkan satu kali pun sholat berjamaah di mesjid untuk dua hari, tapi kemudian berminggu- minggu tidak nampak sekali pun di sana.

Sebuah pertandingan sepakbola, atau sekedar film yang sebenarnya bisa kita hentikan sejenak pun seringkali sudah cukup hebat untuk bisa menunda dan memberatkan langkah kita untuk mengambil air wudhu.

Pantang Menyerah

Kesalahan kita ketika iman kita sedang surut, kita seringkali menyerahkan diri kepada kesanggupan diri semata. Kita seringkali menyalahkan kelemahan jiwa kita yang tidak sanggup melawan hawa nafsu kemalasan.

Kita merasa nyaman bersembunyi di balik alibi kelemahan itu, yang membuat kita malah semakin terpuruk ke dasar jurang kemalasan.

Kita sering menyerah ketika sudah mencoba segala macam cara agar bisa menjadi orang yang lebih baik, untuk mendekat kepada Allah.

Kita lupa untuk berserah diri kepada Allah.

Kita lupa, bahwa Allah Yang Maha Kuasa dan membolak- balik hati manusia.

Kita lupa bahwa minimal tujuh belas kali di dalam sholat dalam satu hari, kita sudah meminta kepada Allah agar ditunjukkan jalan yang lurus.

Kita lupa untuk berdoa agar diberi hidayah.

Walau pun kita sudah tak sanggup lagi untuk menahan kuatnya cengkeraman kemalasan, tetap janganlah pernah menyerah.

Mungkin itu adalah jalan dari Allah yang sedang menguji kesungguhan kita untuk berubah menjadi lebih baik.
Teruslah berdoá.

Hidayah Dari Hal- hal Kecil

Sering- seringlah berdoa kepada Allah agar diberi hidayah. Bahkan walau pun keadaan iman kita sedang terpuruk ke dasar kelemahan iman yang paling dalam.
Allah seringkali memberi hidayah melalui hal- hal yang kecil dan tidak pernah kita sadari keberadaannya.

Hidayah untuk bisa merasakan nikmatnya sholat malam di sepertiga malam terakhir, kadang datang dengan hanya berupa desakan untuk pergi ke kamar kecil yang membangunkan nyenyaknya tidur kita.

 Hidayah untuk bisa merasakan nikmatnya sholat Dhuha dan tadarus,  kadang datang ketika kita sedang mengantar anak- anak kita sekolah Al Qurán, dan tidak ada tempat lain untuk menunggu selain di mushola.

 Hidayah untuk kita agar bisa diam lebih lama di mesjid setelah sholat Jum’at kadang Allah datangkan melalui orang- orang yang langsung berdiri untuk sholat di belakang kita. Sehingga kita “terpaksa” untuk sholat sunah juga.

  Allah kadang mengundang kita ke rumah-Nya dengan mengirimkan seorang tamu yang sholeh, dan dia ditakdirkan untuk mengajak kita untuk sholat berjamaah di mesjid.

 Satu- satunya jalan yang tersisa untuk mengundang hidayah, adalah jangan pernah terputus untuk memohon kepada Allah Yang Maha Memberi Hidayah, Yang Maha Membolak- balik hati kita, agar kita segera terbebas dari ikatan belenggu kelemahan iman.

Didaytea

Doha, 12 Oktober 2013

Ingin merubah Indonesia?

Ingin merubah Indonesia? Gampang. Bangun di sepertiga malam terakhir, tahajud, subuh berjamaah, sholat dhuha 8 rakaat. Sholat berjamaah di mesjid+ rawatib. Puasa Senin-Kamis/Daud/Pertengahan bulan. Tunaikan Zakat.Sedekah setiap hari. Kaji Al Qurán. Perbaiki Ibadah dan jadilah teladan untuk anak- anak kita, dan beri manfaat untuk orang- orang di sekitar kita.

Itu akan jauh lebih berguna daripada terus- menerus mencerca, menghina, mencibir kondisi negara tercinta Indonesia yang sedang carut marut ini.