Oleh: Diday Tea
Orang awam seperti saya memiliki jadwal khusus untuk fokus melamun, padahal pada waktu ini tidak seharusnya kita melamun.
Jenis lamunannya banyak.
Dari masalah sehari-hari, kejadian yang baru timbul, warna baju yang dikenakan orang yang berada di depan kita, atau kekalahan menyakitkan game yang baru saja kita mainkan, dan baaaannnyyak hal yang lainnya.
Atau bahkan untuk mengkhayal hal-hal yang bersifat seratus persen lamunan, bisa berlarut dan berlanjut dari awal hingga selesai. Seperti bagaimana season lanjutan serial televisi yang baru kita tonton tadi siang, atau novel yang baru kita baca setengahnya di pagi hari.
Kapan sih? Kok bisa ada waktu melamun yang bisa fokus, tapi kita tidak ingin melamun di waktu itu?
Jawabannya, ya waktu di mana kita seharusnya tidak memikirkan apa pun selain yang kita lakukan saat itu: sholat.
Silakan hitung sendiri ketika kita mendirikan sholat, baik sendiri atau berjamaah ketika ada perasaan kaget di waktu salam terakhir, atau ketika duduk di tahiyyat terakhir.
“Eh, udah mau beres ya sholatnya?”
“Eh, udah mau salam lagi aja, ngga kerasa?”
Hadeuh, berarti tadi ngapain aja Mas, Mba???
Seperti online dengan Allah, tapi sesungguhnya kita offline. Sama sekali tidak ada koneksi dengan Sang Maha Pencipta selama sholat.
Di dalam salah satu ceramahnya, Ustadz Abdul Somad pernah ditanya tentang bagaimana agar bisa sholat dengan khusyu. Kalimat yang paling berkesan dari beliau kurang lebih bahwa sholat itu diibaratkan kita sedang berjalan di atas pematang sawah, sangat sulit untuk menjaga keseimbangan untuk berjalan lurus.
Ketika lintasan-lintasan pikiran timbul, itu seperti kita terjatuh dari pematang sawah itu. Solusinya ya setiap kita terjatuh, segera kita naik kembali ke atas pematang sawah sebisa mungkin, jangan terlalu lama dan terlarut dengan jatuh terlalu dalam dan terlalu lama.
Kata Aa Gym sih, sholat yang khusyu itu sudah dimulai bahkan sebelum sholat itu sendiri. Sejak kita mengambil wudhu derajat kekhusyuan sholat kita sudah bisa dilihat.
Kalau sejak mengambil wudhu tidak fokus, sambil mengobrol, sambil bercanda, terlalu banyak hal yang dipikirkan, ya hampir bisa dipastikan kalau sholat kita tidak akan pernah khusyu.
Mengerti bacaan sholat, dan terjemah ayat-ayat Al Qur’an yang kita baca juga akan sangat membantu meningkatkan kekhusyuan sholat.
Membuat waktu sholat sebagai waktu yang istimewa juga akan meningkatkan tingkat kekhusyuan sholat kita. Jika kita menganggap sholat hanya rutinitas kewajiban belaka, maka ketika sholat hingga selesai akan menghembus seperti angin lalu. Begitu singkat dan padat. Dalam pengertian yang negatif.
Mempersiapkan tempat yang terbaik, baju yang terbaik, setiap sholat memakai parfum, datang sebelum adzan berkumandang, adalah bagian dari perlakuan istimewa kita kepada ibadah yang akan pertama kali dihisab nanti.
Tapi, zaman ada satu hal yang menjadi distraction yang sangat kuat.
HP.
Itu adalah magnet yang sangat kuat untuk lintasan-lintasan pikiran pengganggu kekhusyuan sholat kita.
Matikan deh HP anda sejak sebelum wudhu. Simpan di tempat yang agak jauh dari tempat anda akan mendirikan sholat. Ingat ya, jangan hanya dibuat setting airplane mode, tapi matikan! Apalagi hanya disilent.
Atau level yang sangat lanjutan, yang tidak hanya mengganggu empunya HP, tapi juga mengganggu jamaah lainnya.
Terbayang kan jika ketika suasana hening, dan semua jamaah tiba-tiba harus mendengar suara notifikasi yang aneh-aneh atau ringtone lagu Korea?
Pasti rusuh deh satu mesjid.
Tidak ada ruginya jika selama sepuluh sampai lima belas menit kita tidak melihat tang ting tung notifikasi Whatsapp atau sosial media lainnya.
Coba deh saran ini, karena yang saya rasakan efeknya sangat luar biasa. Lintasan-lintasan pikiran jauh lebih sedikit.
Seharusnya sebelum kedua tangan kita terangkat ke atas bersamaan dengan ucapan takbir, saat itu pulalah kita berhenti sejenak menjadi “manusia”, tapi sudah harus mulai total menjadi hamba Allah. Berinteraksi total dengan Allah, dengan sebatas kemampuan kita. Ya dengan mengerti bacaan sholat tadi.
Semoga kita bisa menambah kekhusyuan sholat kita seiring dengan berjalannya waktu dan berkurangnya umur kita.
Doha, 28 Oktober 2018
#30dwcjilid15 #day8 #30dwc