Oleh: Diday Tea
Jam sepuluh malam, di suatu rumah orang kaya.
“Bibiiiiiiiii..!” Tiba-tiba terdengar suara yang menggelegar di tengah hari bolong. Seperti jurus Auman Singa Ibu kontrakan di film Kung Fu Hustle.
Si Bibi pun dengan tergopoh-gopoh menyeret tubuh kurusnya ke arah ruang tengah.
“Bibi tadi ngepel ruang tengah?!” Tanya sang majikan dengan mata melotot dan wajah mendelik yang jauh dari indah untuk dipandang.
Ya bayangkan saja wajah si Ibu kontrakan di film Kung Fu Hustel tadi.
“Bbbbetul, Bu..!”Jawab si Bibi dengan terbata dan bibirnya hampir tidak bisa terkatup karena bergetar.
“Kenapa ini satu ubin di pojokan ngga bersih? Maassiih kottooor!” Sang majikan langsung menimpali bahkan sebelum mulut si Bibi terkatup.
“Mmmaaaf Bu…sepertinya itu memang terlewat tadi. Karena ruang tengah adalah yang terakhir saya pel. Saya juga mengepel lantai di ruang makan, dan semua lima kamar di rumah.” Si Bibi menjelaskan lagi dengan masih terbata-bata.
Si Majikan ini adalah contoh definisi terbaik salah satu “penyakit jiwa” yang melanda hampir setiap orang, mungkin termasuk kita juga.
Dia fokus kepada satu ubin yang masih kotor di pojok salah satu ruangan.
Dia lupa kalau di rumah itu ada beberapa ruangan, dan ratusan ubin yang sudah si Bibi bersihkan sampai kinclong mengkilat.
Sebegitu banyaknya ubin yang bersih tidak bisa dia syukuri, tidak bisa dia sadari hanya karena satu ubin yang kosong.
Itulah Missing Tile Syndrome.
Pengertian umumnya ya adalah perasaan selalu kurang dengan apa yang dimiliki.
Selalu merasa tidak lengkap.
Lebih fokus kepada yang tidak ada dibanding yang sudah ada. Lebih fokus kepada yang tidak dimiliki dibanding baanyak sekali hal-hal yang sudah dimiliki.
Terlalu sibuk meminta kepada Allah, tapi lupa mensyukuri betapa banyak yang Allah beri tanpa kita minta.
Bukankah syukur akan menambah nikmat?
Dalam bahasa Agama, disebut “kufur nikmat”.
Surah Ibrahim, Ayat 7:
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.
#fighter #30dwcjilid15 #Day2 #30dwcjilid15squad7
Doha, 22 Oktober 2018