Kemalasan selalu menjadi musuh terbesar bagi umat manusia.
Ada paradoks yang tidak akan terjelaskan selain hanya dengan menyinggung si malas ini.
Di dalam jangka waktu yang sama, seringkali kita bisa melakukan lebih banyak hal jika memang banyak hal yang dibebankan kepada kita.
Ada ungkapan yang sering saya baca, entah hadits, entah ungkapan dari siapa, bahwa waktu yang paling berbahaya adalah waktu luang.
Biasanya, terutama saya nih, kalau di awal hari jadwal pekerjaan hanya sedikit, saya akan cenderung menunda- nunda pekerjaan itu.
Saya cenderung langsung pergi ke pantry, minum teh, ngemil basreng (baso goreng), atau memasak mie instan dulu.
Ketika acara sarapan hampir beres, datang deh teman- teman yang lain dan, terjadilah sarapan berantai, karena selalu ada saja yang membawa cemila atau makanan yang bisa dinikmati beramai- ramai.
Dan ujung- ujungnya, pekerjaan yang hanya sedikit itu, ya bisa selesai mepet ke waktunya makan siang.
Padahal, pekerjaan yang hanya sedikit ini, karena di tempat saya bekerja jadwal pekerjaan selalu berbeda setiap harinya, tergantung permintaan dari user, seharusnya bisa selesai dalam waktu satu atau dua jam saja.
Paradoksnya, kalau begitu melihat daftar pekerjaan yang terpampang di layar monitor itu jauh lebih banyak dari biasanya.
Secara luar biasa, sarapan menjadi lebih cepat, tidak ada acara ngemil bersama atau ngerumpi lagi. Begitu beres sarapan, minum sebentar, langsung pekerjaan saya mulai.
Dan anehnya, dengan pekerjaan yang jumlahnya berlipat- lipat dan jauh lebih banyak dari biasanya, ternyata tetap saja selesai sebelum waktunya makan siang.
Jika kita bisa menaklukan kemalasan sebentar dan sedikit saja di dalam periode kehidupan kita, ternyata kita bisa melakukan hal yang luar biasa.
Apalagi jika kita bisa istiqomah (konsisten) terus- menerus berusaha menaklukan dan mengendalikan kemalasan, pasti luar biasa!
Doha 210320132121