Mimpinya Kurang Jelas


Oleh : Amri

Penyakit yang sangat mengerikan dalam hidup adalah tidak berkemampuan
untuk punya impian. Ketika kita tidak punya impian, maka banyak
kemungkinan-kemungkinan yang sebenarnya sangat mungkin akan menjadi
tidak mungkin.

Berbicara masalah impian, ada orang yang tidak berani punya impian,
ada yang impiannya masa lalu, banyak yang bermimpi kecil, sebagian
bermimpi besar tapi tidak mempersiapkan insfrastruktur impiannya, juga
ada yang bermimpi besar tapi mudah puas, dan sangat sedikit yang
bermimpi besar setelah tercapai mimpi besar lagi. Kebanyakan diantara
kita adalah menduduki posisi hanya pada level mimpi basah saja
he..he..he…, sehinga usianya saja yang bertambah, tapi mentalitas
cita-citanya tidak pernah bertambah.

Tadi pagi, saya berkunjung kesalah satu sahabat yang selama ini hanya
sekedar saling senyum kalau berjumpa, namun belum pernah berkunjung ke
rumahnya. Padahal rumah kami saling berdekatan.

Awal mula kami berkunjung adalah ketika tetangga kami melihat modul
pelatihan The Spiritual SMART Management yang sedang kami pegang,
kemudian beliau minta tiga modul pelatihan yang berbeda, sebab
tertarik dengan cover dan judul didepannya.

Ketika beliau membaca salah satu bahasan yang berjudul “Dare To
Dream”, yaitu berani bermimpi, inti materinya seperti bahasan tadi,
beliau tertawa terbahak-bahak, sebab selama ini impiannya sudah besar,
namun impiannya yang besar itu tidak spesifik.

Beliau berceritera, padahal saya sendiri juga tidak berharap beliau
berceritera. Beliau mengatakan:”Impian besarku memang terwujud”, tapi
karena kurang spesifik, akhirnya impian itu terwujud dan malah
menyulitkan diri sendiri.

Kemudian beliau melanjutkan ceriteranya tentang bagaimana impian
besarnya itu terwujud dan mempersulit diri sendiri. Beliau sudah
sepuluh tahun, punya impian ingin punya mobil, dan alhamdulilah
impiannya terwujud. Namun, karena tidak spesifik, akhirnya impian
punya mobil menjadi kenyataan, hanya mobil butut. Yaitu, mobil tahun
tua banget, bahkan bisa dikatakan mobil tahun kakek-kakek dan
nenek-nenek

Setelah punya mobil itu, keuangannya bukan malah bertambah, namun
hampir lima puluh persen keuangan dan waktunya terkuras untuk mobil.
Beliau sekarang, ingin menjual mobil itu dan sudah memasang iklan di
koran, namun sampai sekarang, belum ada satupun yang berminat.

Ketika mendengar kisah nyata tentang impian besar yang tidak spesifik
itu, secara pribadi saya tertawa geli, jangan-jangan selama ini,
impian terkabul, tapi impian yang menggerogoti kehidupan.

Sebentar lagi, kita memasuki bulan ramadhan, pada bulan ramadhan,
doa-doa insyaAllah akan terkabulkan. Oleh karena itu, jangan sampai
doa kita terkabul, tetapi justru menggerogoti prestasi kita. Mari
bermimpi besar yang spesifik.

Berani hadapi bermimpi besar yang spesifik!!! Atau impian besar kita
terkabul dan menggerogoti kehidupan kita. Bagaimana pendapat Anda???

Iklan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s