Terjangkit ODOJ Sindrom


“Meluangkan waktu untuk membaca Al Qur’an, bukan menunggu adanya waktu luang”

 

Tingkatan amal

 Seringkali, untuk bisa istiqomah di dalam kebaikan, kita  harus memulainya dengan memaksa diri. Saya mulai memaksa diri saya untuk bisa mengaji satu juz satu hari ketika mendaftarkan diri saya bergabung dengan ODOJ, walau pun masih ada keraguan yang sangat besar membayang di dalam kepala. Apakah saya bisa atau tidak, memenuhi komitmen tersebut.

 

Selain tantangan dari dalam diri, seperti biasanya selalu ada juga tantangan dari luar. Tidak sedikit yang malah mencemooh dan mengatakan program ODOJ ini bid’ah, bisa jatuhnya menjadi riya, dan kalimat- kalimat negatif lainnya.

 Saya tidak peduli, dan tetap maju terus pantang mundur dan tak pernah gentar. Itu semua malah semakin menguatkan semangat untuk membuktikan bahwa saya bisa!

 Alhamdulillah, dari tahap awal karena ada faktor terpaksanya , sampai melalui tahap iri, dan malu karena sudah terlanjur daftar. Hehehe. Serta termotivasi oleh pesan- pesan konfirmasi teman- teman di dalam grup ODOJ 101 Qatar yang saya baca, sampai kini membaca Al Qur’an setidaknya satu juz sehari sudah menjadi rutinitas saya.

 Masih tahap rutinitas sih, tapi di minggu ke-tiga ini sudah ada perasaan kehilangan dan kurang lengkap jika tidak ada Al Qur’an satu juz di dalam saku jaket saya.

 Strategi

 Hari ini saya menyelesaikan juz 24, “jatah” saya di group ODOJ 101. Tidak terasa, hari ini adalah hari ke- dua puluh dua. Sudah lebih dari tiga minggu saya bergabung dengan ODOJ.

 Saya mulai bisa menemukan pola yang paling nyaman, untuk bisa menyelesaikan satu juz dalam satu hari.

 Sengaja jarang sekali saya sekaliguskan satu juz di dalam satu waktu. Karena sangat terasa melelahkan untuk harus bisa membaca Al Qur’an tanpa henti selama kurang lebih satu jam.

 Biasanya sehabis sholat subuh, saya baca satu lembar. Jika bekerja pagi , selama pejalanan saya bisa membaca satu lembar. Di waktu zhuhur dan ashar biasanya saya bisa membaca enam lembar.

 Sengaja saya sisakan dua lembar untuk dibaca sehabis magrib, sambil menunggu waktu Isya. Saya sempat kewalahan ketika seharian harus berada di luar rumah bersama keluarga.

 Jika ada hari yang memang jatah untuk jalan- jalan bersama keluarga, saya baca lebih banyak setelah subuh dan setelah sholat Dhuha. Tapi tetap saya sisakan dua lembar untuk dibaca setiba di rumah. Alhamdulillah, saya selalu berhasil membaca satu juz, dan tidak pernah melelang jatah saya.

 Pada prakteknya, ternyata menjadi ODOJ bukan ditarget membaca satu juz satu hari, tapi ternyata menjadi “kebutuhan minimal”. Karena pasti akan lebih. Ditambah bacaan hafalan ketika sholat. Karena bersamaan dengan ODOJ, saya juga tetap rutin melanjutkan  bookmark bacaan saya yang sebelumnya jarang saya baca. Kalau yang ini saya baca dengan terjemahannya juga, dan kadang saya cari tafsirnya di internet.

 Dan kekuatan utamanya adalah  niat yang kuat. Jika niat sudah kuat, pasti kita akan bisa meluangkan waktu kita, bukan mencari waktu luang untuk bisa membaca satu hari satu juz.

 Melancarkan dan Mencerahkan

 Terasa sekali perbedaan ketika membaca di hari pertama dengan sekarang. Walau pun sekarang pun saya masih belum seratus persen lancar, tapi sudah terasa jauh lebih baik dibanding hari- hari pertama. Di hampir setiap halaman, ada saja yang saya tidak tahu bacaannya seperti apa. Dan harus mengecek di www.tanzil.net untuk mengetahui bacaannya yang benar.

 ODOJ juga sukses mengurangi “kebutuhan” bermain game saya. Biasanya saya bisa berjam- jam bermain game sepakbola atau single shooter setiap hari, alhamdulillah sekarang sudah jauh berkurang. Waktu luang saya yang biasanya gunakan untuk bermain game di komputer, kini sebagian besar sudah disita-dalam arti positif tentunya-oleh ODOJ.

 ODOJ tidak hanya membuat saya memenuhi motivasi tertinggi di dalam teori hirarki motivasinya mas Abraham Maslow (motivasi untuk aktualisasi diri), tapi jauh melebihi itu.

 Terima kasih kepada para inisiator ODOJ, yang telah membuka pintu hidayah kepada saya dan puluhan ribu orang lainnya untuk bisa memulai perlombaan dalam kebaikan dan mencintai Al Qur’an!

 Salam ODOJ dari Grup 101

Doha, Qatar

28132013

Iklan

2 pemikiran pada “Terjangkit ODOJ Sindrom

  1. dapukata45 berkata:

    Jadi pengen nyoba juga membiasakan diri baca satu juz satu hari. Selama ini saya biasanya sehari paling banyak membaca Al quran tiga lembar. Kalau dipikir-pikir, pas bulan Ramadhan aja bisa, kenapa di hari yang lain nggak yak? Hhhee…

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s