Menangkap Ide


Jarak antara tempat kerja saya ke rumah kurang lebih 90km. Dengan bis jemputan, jarak sejauh itu bisa ditempuh kira- kira satu jam lebih sepuluh menit.

Untuk orang- orang yang memang gampang tidur, waktu selama itu dengan mudah saja mereka habiskan sebagai waktu tambahan tidur semalam, atau tambahan tidur siang. Tergantung shift malam atau siang.

Terus teran, jika tidak benar- benar kurang tidur atau kelelahan di pekerjaan, saya hampir tidak pernah bisa tertidur di dalam bis.

Pada hari kerja, praktis ada waktu hampir tiga jam yang ada.

Pilihan saya ya cuma dua, tidur atau melakukan hal yang produktif. Menulis, membaca, melamun, mendengarkan musik atau murottal, pengajian dan lain- lain.

Tapi, seringkali itu semua malah membuat pusing.

Akhirnya bisa saya dapatkan hal terbaik yang harus saya lakukan di perjalanan panjang itu.

Mengumpulkan ide.

Orang lain mungkin melihat ketika di bis saya suka melamun, atau seperti mereka , ikut tidur.

Walau mata terpejam, tapi pikiranku tetap sadar dan sangat sulit untuk sepenuhnya tertidur.

Ketika ide tulisan tiba- tiba datang, segera kutangkap. Biasanya langsung kubuat email ke diriku sendiri dengan subjek “ide tulisan”.

Lalu setelah tiba di rumah, ide- ide itu aku buka dna pindahkan ke file Word untuk kueksekusi menjadi tulisan yang penuh.

Metode ini sangat membantu di periode penyelesaian penulisan buku saya yang pertama, “Oase Kehidupan Dari Padang Pasir”, yang diterbitkan oleh Quanta Elexmedia.

Iklan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s