Jadilah Pengubah Keadaan, Bukan Menjadi korban Dari Perubahan

Jadilah pengubah keadaan, dan bukan menjadi korban dari perubahan.

Kehidupan ini memiliki kebiasaan yang mengecoh banyak orang. Ia tampil seperti tidak berubah sama sekali. Satu hari datang dan satu hari pergi, tanpa ada tanda bahwa perubahan telah terjadi.

Semuanya tampil seperti tetap sama, tetapi tiba-tiba semuanya menjadi lain.

Kemampuan kita untuk membiayai kehidupan yang layak – sekarang menjadi lebih ditantang.

Kemampuan kita untuk tampil prima di organisasi – sekarang menjadi kemampuan yang biasa dimiliki oleh mereka yang lebih muda.

Kemampuan kita untuk berjaya di pasar – sekarang menjadi sebanding dengan upaya terkecil dari para pesaing kita.

Perubahan itu semua pasti terjadi – lambat-lambat atau bersegera di hadapan mata kita, tetapi kita juga berbakat untuk tidak bereaksi terhadap perubahan – sampai perubahan itu mengancam kemampuan kita untuk hidup dengan layak.

Dan yang menyedihkan, adalah perilaku sebagian saudara kita yang karena ketidak-terlibatannya dalam kehidupan, dan kemudian menjadi tertinggal – menyalahkan lingkungan yang tidak bekerja keras untuk menjamin kehidupan yang layak bagi mereka.

Ada juga yang meratap di dalam kesendiriannya di malam hari, terbingungkan oleh ketidak-sesuaian diri dan cara-caranya dengan tuntutan kehidupan yang semakin ketat. Tetapi, bila dia mengerti – dia akan segera keluar dari kesulitannya; bila dia mengerti bahwa air mata hanya akan mengundang rasa kasihan, tetapi keringat lah yang memastikan tercapainya perubahan.

ila ada di antara kita yang berkata bahwa perubahan itu tidak mudah, dan bahwa upaya untuk mendatangkan perubahan itu akan menuai penolakan dari lingkungan; katakanlah kepadanya bahwa semua upaya perubahan akan berhadapan dengan tantangan – bahkan bila perubahan itu bergerak dari kesulitan menuju ke kemudahan.

Perubahan; sebuah keharusan yang sering kita hadapi dengan tidak ramah.

Perhatikanlah, siapa pun yang hidupnya mudah – adalah pribadi yang memudahkan perubahan dalam memperbaiki kemampuannya untuk hidup dengan baik.

Maka,

Jadilah pengubah keadaan,

dan bukan menjadi korban dari perubahan…..

 

Sikap Kita Terhadap Masalah

Oleh: Aa Gym

Saudaraku, hidup manusia di dunia merupakan kumpulan masalah. Ke mana
pun manusia pergi masalah pasti akan selalu mengikuti. Maka siapa pun
yang ingin menggapai kemuliaan dalam hidup, ia harus memiliki
keterampilan dalam menyikapi setiap masalah.

Persoalan sebenarnya bukan terdapat pada masalahnya. Akan tetapi dari
cara kita memandang masalah: Apakah kita memandang masalah sebagai
beban atau sebagai sarana meningkatkan kualitas diri? Agar kita
menyikapi masalah dengan tepat, kita harus memahami hakikat masalah
sebenarnya.

Selain itu sebenarnya masalah adalah ketidaksesuaian antara apa yang
kita harapkan dengan kenyataan. Kita menginginkan A tapi kenyataan
menunjukkan B, itu adalah masalah. Kita menginginkan banyak uang, tapi
kenyataannya kita tidak punya uang, itu juga masalah.

Pokoknya, semua hal yang tidak sesuai dengan keinginan diri, itulah
yang harus menjadi perhatian Maka Jangan takut menghadapi masalah,
tapi takutlah bila kita salah menyikapi masalah tersebut. Ada tiga
langkah yang dapat kita lakukan agar masalah bisa mendatangkan
kebaikan, yaitu :

§ Persiapan

Persiapan erat kaitannya dengan mental. Langkah awalnya adalah
menyadari adanya masalah. Keduanya cobalah untuk menghimpun input
(informasi) dari orang lain tentang masalah tersebut. Semakin banyak
input, insya Allah akan semakin baik. Langkah ketiga adalah memetakan
masalah yang didasarkan pada input tersebut. Cari, hal-hal apa saja
yang menjadi sumber masalah. Misal, kita merasa bahwa kita kurang
wawasan (langkah pertama). Setelah sadar kita kurang wawasan, tanyakan
pada orang lain, Apa benar kita seperti itu? Bagaimana pandangan
mereka terhadap kita. Langkah kedua, berdasarkan pendapat tersebut
segeralah kita petakan masalah, Apa yang menyebabkan kita kurang
wawasan? Mungkin kita salah pergaulan, malas belajar, tidak punya
biaya untuk pengembangan diri. Langkah ketiga.

§ Solusi

Bila tahap persiapan sudah kita lalui, segeralah kita bertanya tentang
solusi. Langkah pertama menghimpun solusi, tanyalah orang tentang
solusi yang paling memungkinkan, bagaimana cara agar kita menjadi
orang berilmu. Himpun solusi sebanyak mungkin. Setelah itu, petakan
solusi, cara seperti apa yang mungkin kita lakukan. Langkah ketiga,
buatlah rencana aksi yang tertulis dan terukur.

§ Pelaksanaan

Setelah mental kita siap dan solusi pun sudah ada, segeralah
bertindak. Jangan ditunda-tunda. Yang tidak kalah pentingnya, apa yang
kita lakukan harus dikontrol dan dievaluasi terus menerus. Tentunya
setiap masalah kita upayakan agar dapat terselesaikan, sebab masalah
adalah tahapan ujian kehidupan yang harus dilalui dan ada solusinya,
sebagaimana firman Allah SWT; ” Boleh jadi kamu tidak menyukai
sesuatu, padahal itu baik bagimu; dan boleh jadi kamu menyukai
sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu
tidak mengetahui. “(QS. Al-Baqarah [2] : 216)

Saudaraku, musibah, penyakit, penghinaan adalah sebagian masalah yang
akan selalu menimpa manusia. Di mana saja maupun kapan pun masalah
akan menghampiri kita. Yang harus menjadi perhatian, bagaimana sikap
kita terhadap masalah tersebut? Hal inilah yang justru akan menentukan
sukses tidaknya hidup kita. Sehingga diharapkan ketika kita dihadapkan
dengan masalah, sikap kita: jangan panik, jangan emosiona, jangan
tergesa-gesa, jangan mendramatisasi dan jangan putus asa, seperti
tersirat dalam Q.S Al-Insyirah ayat 5-6 bahwa; “Sesungguhnya sesudah
kesulitan itu ada kemudahan”. Wallahu a’lam bish showab

Ketika Allah Maha Besar

Oleh : Amri Knowledge Entrepreneur

Hidup itu seperti pembanding, oleh karena itu,marilah kita menjadi
orang yang sangat pandai membandingkan. Khususnya, perbandingan yang
menyebabkan kita menjadi mudah dalam menghadapi kehidupan.

Sebagai contoh sangat sederhana, Pertama, seseorang bisa dikatakan
tinggi bentuk tubuhnya, ketika dibandingkan dengan orang yang sangat
pendek bentuk tubuhnya.. Begitu juga sebaliknya, yang tadinya terlihat
sangat tinggi, menjadi pendek juga, ketika dibandingkan yang lebih
tinggi lagi. Kedua, seseorang yang memunyai uang Rp. 10.000.000.000,-
(sepuluh milyar ruiah) akan terlihat sangat kaya raya, kalau
dibandingkan dengan seseorang yang hanya punya uang Rp. 100.000,-
(Seratus ribu rupiah). Namun Rp. 10.000.000.000,- (Sepuluh milyar
rupiah) menjadi sangat kecil kalau dibandingkan dengan Rp.
10.000.000.000.000,- (Sepuluh trilyun rupiah). Ketiga, seseorang akan
terlihat sangat gemuk, bila dibandingkan dengan seseorang yang sangat
kurus. Namun, yang tadinya terlihat sangat gemuk, akan menjadi
biasa-biasa saja ketika dibandingkan dengan seseorang yang sangat
gemuk di dunia ini.

Inilah hidup, kepandaian kita dalam membandingkan akan sangat
menentukan kehidupan kita.dalam menghadapi permasalahan kehidupan.

Kemudian timbul pertanyaan dalam diri kita, mengapa hidup ini, selalu
terasa banyak masalah, sehingga masalah menjadi terasa sangat besar?
Jawabannya tentu sangat sederhana, karena kita salah dalam
membandingkan.

Dimana letak kesalahannya? Jawabannya juga sangat sederhana,
masalah-masalah yang sangat besar itu, atau kita sendiri yang merasa
permasalahan sangat besar, tidak kita bandingkan dengan seseuatu yang
maha besar. Apa yang maha besar? Jawabannya adalah ketika “Allah” Maha
Besar tertanam dalam hati kita, maka semua permasalahan menjadi sangat
kecil.

Jadi wajar sekali kalau Allah berjanji bahwa: Allah akan memberi
solusi kehidupan kepada siapa saja yang mempunyai keimanan sangat
bagus dalam hatinya, sehingga tertanam dalam bentuk keyakinan hati
bahwa Allah Maha Besar.

Jadi rumus hidup menjadi sangat sederhana, kalau ingin hidup penuh
masalah, walaupun sebenarnya, masalah yang datang tidak terlalu besar,
hanya terlihat dan terasa sangat besar, bukan masalahnya yang besar,
hanya pembandingnya yang kurang besar.

Intinya adalah kalau kita ingin tidak banyak masalah bukan tidak mau
ada masalah, namanya juga hidup, pasti banyak masalah. Permasalahannya
adalah bagaimana masalah dalam kehidupan ini menjadi terselesaikan
dengan menyenangkan ketika kita punya keyakinan dalam hati bahwa Allah
Maha Besar, agar semua permasalahan menjadi sangat kecil.

Berani menghadapi tantangan untuk bersahabat dengan masalah dengan
punya keyakinan yang tertanam dalam hati bahwa Allah Maha Besar!!!
Atau hidup sengsara dari detik perdetik, karena merasa selalu datang
masalah-masalah sangat besar, karena Allah dalam hati kita tertanam
sangat kecil . Bagaimana pendapat Anda ???